SEJARAH
Bermula dari Gerakan Sosial
PT. Moringa Organik Indonesia lahir dari Gerakan Swadaya Masyarakat, tentang Penanam dan Pemanfaatan Tanaman Kelor sebagai Solusi Malnutrisi di Indonesia. Gerakan ini sebagai bentuk dukungan masyarakat di sekitar hutan Jawa dan Madura terhadap “Gerakan Nasional Sadar Gizi” dalam rangka “Percepatan Pencapaian MDGs 2015”.

Menggunakan nama Kelorina yang berarti Kelor Indonesia sebagai nama gerakan ini, sejak tahun 2010 kami telah melakukan :
1. Mengumpulkan informasi dan hasil-hasil penelitian tentang Budidaya, Manfaat, Khasiat dan Penggunaan Tanaman Kelor dari berbagai sumber.
2. Meluncurkan website Kelorina.Com sebagai medium sosialisasi online “Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia”.
3. Membuat dan mendistribusikan eBook dan CD “Kelor, Super Nutrisi”, sebagai upaya propaganda penyadaran dan penyebaran offline bagi berbagai komponen bangsa lainnya yang turut peduli terhadap gerakan kami.
4. Pelatihan, Pendampingan, Konsultasi dan Penyuluhan tentang Penanaman dan Pemanfaatan Tanaman Kelor untuk Kesehatan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Pengelolaan Kualitas Air, serta Produksi Kosmetika Alami.
5. Mengumpulkan dan Menyebarkan biji tanaman Kelor kepada para petani dalam bentuk demplot di beberapa daerah. Mengelola kebun bibit, menyebarluaskan benih dan bibit tanaman, serta membuat Rintisan Kebun Kelor di Bandung Jawa Barat, Blora Jawa Tengah dan beberapa kabupaten lainnya di NTT.
6. Mendirikan Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia di Blora yang diharapkan menjadi pusat pembelajaran bagi para petani di daerah lainnya. Termasuk didalamnya membuat unit pengolahan contoh yang dapat dikunjungi oleh siapa pun yang ingin mengetahui bagaimana daun Kelor diolah dan produk-produk turunannya dibuat.
7. Produksi dan Penjualan Produk berbahan dasar bagian-bagian Tanaman Kelor dengan nama dagang Kelorina.
Perkembangan selanjutnya, melalui website Kelorina.Com informasi tentang manfaat dan khasiat Kelorina menyebar hingga ke kota-kota besar. Masyarakat perkotaan mulai mencari produk berbahan tanaman Kelor. Meskipun kami menyarankan agar masyarakat menanam dan mengolah tanaman Kelor, namun bagi masyarakat perkotaan hal tersebut sangat sulit dilakukan. Ketiadaan lahan dan keterbatasan waktu membuat mereka mencari produk jadi.
Permintaan yang mulai mengalir dan semakin besar, termasuk untuk kebutuhan ekspor, mengharuskan kami memisahkan kelembagaan antara gerakan sosial dan kegiatan usaha murni.
Pertama kalinya, kegiatan usaha murni diwadahi oleh CV. Moringa Indonesia dan terbentuk secara resmi pada tanggal 18 Juni 2013, berdasarkan Akta Notaris Ira Anggraini, SH nomor 22 di Sumenep – Madura. Perusahaan berada di Pulau Madura karena pada awalnya kami ingin mengembangkan Tanaman Kelor yang sudah banyak terdapat di sana. Namun dalam perjalanan seanjutnya, tuntutan budidaya organik mengharuskan kami mengembangkan Kelor di daerah lain, dari awal pengolahan tanah sampai terbentuk Kebun Kelor organik yang tidak tercampur dengan tanaman lainnya, terutama tanaman tembakau.
Membangun Usaha Bersama
Bekerjasama dengan para petani yang bergabung dengan Asosiasi Petani Moringa Indonesia (APMI), kami mengelola hamparan kebun Kelor milik anggota setara luas lebih dari 1.00 hektar di banyak tempat. Tiga tempat menjadi sentra pengembangan yaitu di Sumenep Madura Jawa Timur, di Kunduran – Blora – Jawa Tengah dan di Kefamenanu – Timor Tengah Utara – NTT. Luasnya hamparan kebun Kelor yang kami kelola, menjamin pasokan bahan baku berupa daun yang sangat besar.
Sampai saat ini, kami telah memiliki lebih dari 100 Gerai Kelorina.Com yang membantu kami lebih mendekatkan produk-produk turunan tanaman Kelor kepada pengguna di seluruh penjuru tanah air. Selain itu, kami pun mengembangkan lebih banyak produk turunan berbahan Kelor, termasuk kosmetika herbal alami.

Meningkatnya permintaan produk, baik di dalam maupun di luar negeri, mengharuskan kami memproduksi dan mengembangkan produk berbahan Kelor, dengan cara yang lebih efektif, efesien dan professional. Selain itu, arah pengembangan kami kedepan yang akan lebih menguatkan diri pada produksi pangan olahan yang sehat berbahan Kelor, mengharuskan kami memperkuat bagian penelitian dan pengembangan yang menghasilkan keragaman produk. Untuk itulah kemudian kami mendirikan PT. Moringa Organik Indonesia (MOI) di Blora.
Selaras dengan harapan kami menjadikan produk berbahan tanaman Kelor sebagai produk unggulan Indonesia, maka PT. Moringa Organik Indonesia yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Bambang Harijanto, S.H., M.Kn., No. 16 pada tanggal 11 September 2015, mengembangkan industri pengolahan tanaman Kelor organik terintegrasi di Blora.
Keinginan untuk terus belajar dan mempelajari keajaiban tanaman Kelor, kemudian mengantarkan kami pada banyak hal yang berujung pada penemuan “Metode Pengunci Nutrisi Daun Kelor”. Sebuah cara khas Moringa Organik Indonesia dalam mengolah daun Kelor dengan tetap mempertahankan nilai nutrisinya yang tinggi. Produk akhir unggulan kami adalah serbuk daun Kelor halus ROYAL MORINGA, yang dicampurkan ke dalam makanan dan minuman untuk meningkatkan nilai gizinya. ROYAL MORINGA menjadi era baru dalam mengkonsumsi daun Kelor organik.
“To Help not To Sell” menjadi paradigma pengembangan usaha PT. MOI pada tahap selanjutnya. Paradigma tersebut memang didasari oleh niat awal mengembangkan tanaman Kelor sebagai upaya untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya dengan mudah dan murah. Maka dalam operasionalisasi usahanya, PT. MOI membuka diri atas semua informasi tentang budidaya dan pengolahan pasca panen tanaman Kelor. Bahkan, mengajarkannya kepada siapa pun yang bermaksud mengembangkan tanaman Kelor sebagai komoditas usaha.
Pada akhirnya, Pusat Pembelajaran – Moringa Organik Indonesia (PP-MOI) menjadi medium distribusi dan transfer teknologi budidaya dan pengolahan tanaman Kelor kepada masyarakat luas di seluruh wilayah Indonesia, bahkan ke manca negara. Para alumnus Training for Trainer yang kami sebut Keloris dan Kelorita, telah turut menebarkan informasi tentang tanaman Kelor ini di daerahnya masing-masing yang mendorong berkembangnya usaha berbasis tanaman Kelor
